Kamis (19/1) perwakilan kedutaan besar Australia untuk Indonesia, Steve Scott beserta rombongan didampingi oleh Kepala Basarnas Merauke, Supriyanto Ridwan, S.E dan Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah Kabupaten Merauke, Rekianus Samkakai menyambangi Universitas Musamus. Rombongan tiba di gedung Rektorat Unmus sekitar pukul 11.30 waktu setempat dan disambut oleh Rektor Universitas Musamus, Dr. Beatus Tambaip, M.A didampingi Wakil Rektor I, Dr. Maria V.I Herdjiono, S.E., M.Si selanjutnya rombongan dihantar menuju ruang pertemuan yaitu di ruang rapat Soter Nautje.
Kedatangan perwakilan kedubes Australia ke Unmus bertujuan untuk mempererat kembali hubungan kerja pasca pandemic covid-19 serta meningkatkan program yang telah berjalan selama ini pada berbagai bidang. Steve Scott melalui penerjemanya menyampaikan bahwa melalui pertemuan ini pihaknya ingin mendengarkan secara langsung apa yang saat ini sementara dikerjakan oleh Universitas Musamus dalam hal ini yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia serta apa yang kemudian dapat dibantu oleh pihaknya.
Rektor Unmus memulai percakapan dengan ucapan selamat datang serta terimakasih kepada perwakilan kedubes beserta rombongan yang telah berkenan mengunjungi Unmus. Berkaitan dengan SDM, menurut Rektor selama ini Unmus telah memberikan berbagai kebijakan untuk membantu mahasiswa yang merupakan anak-anak asli Papua. Universitas melalui program afirmasi serta dana yang disiapkan pemerintah telah membuka ruang bagi putra-putri Papua untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Akan tetapi menurutnya yang menjadi problem dasar selama ini adalah pada level pendidikan dasar tidak berjalan dengan baik sehingga para siswa yang merupakan Orang Asli Papua ketika memasuki perguruan tinggi mereka akan kesulitan untuk bersaing. Salah satu contoh ialah melalui kegiatan PMM misalnya, dari sekitar 200an mahasiwa yang ikut, jumlah anak-anak Papua hanya sekitar 20%.
Pada kesempatan itu, Steve Scott mengatakan bahwa wilayah-wilayah Indonesia bagian timur seperti Papua dan Maluku sangat penting bagi Australia karena secara geografis sangat dekat Australia. Pihaknya menyadari bahwa penting untuk terus mendukung wilayah-wilayah Indonesia timur ini karena memang jika dilihat dari segi pembangunan tidak seperti di wilayah-wilyaha lain seperti Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
Untuk program pembangunan, selama ini sudah ada program Prisma yaitu kemitraan inovatif antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia untuk menumbuhkan pasar pertanian di pedesaan Indonesia serta Program Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK) bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah untuk memperbaiki layanan dasar dan peluang ekonomi bagi masyarakat miskin melalui kegiatan yang menyasar pada pemberdayaan masyarakat, pemberian layanan, tata pemerintahan, dan penguatan masyarakat sipil
Steve Scott melanjutkan bahwa ‘jika ada cara-cara yang praktis bagi pihaknya untuk mendukung berbagai program oleh instansi termasuk Universitas agar dishare ke kami, karena kami juga mempunyai program kerja sama yang fokus terhadap pendidikan dasar bersama Indonesia.
Melalui kunjungan ini, Rektor Unmus juga menyampaikan bahwa pihaknya telah membangun kerjasama dengan Prisma namun sampai saat ini belum ada tindaklanjut dari kerjsama tersebut. Meresponi hal tersebut Steve Scott mengatakan bahwa hal tersebut akan ditindak lanjuti.
Pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam ini akhirnya dapat selesai dengan baik. Acara diakhiri dengan pemberian plakat dari kedua belah pihak serta foto bersama.
Penulis : P. Herwawan